Transfer Kevin De Bruyne ke Napoli mengejutkan publik sepak bola. Namun, yang tak banyak diketahui adalah peran besar Lukaku bantu De Bruyne dalam proses tersebut. Ya, Romelu Lukaku ternyata berperan sebagai “agen bayangan” yang membujuk sahabatnya itu untuk meninggalkan Manchester City dan menjajal Serie A.
Baca Berita Bola Lainnya :
Portal Berita Bola
Kilas Balik Karier Lionel Messi: Dari Bocah Ajaib ke Raja Sepak Bola
Lukaku dan De Bruyne: Lebih dari Sekadar Rekan Timnas
Romelu Lukaku dan Kevin De Bruyne memang sudah lama saling kenal sebagai sesama pemain timnas Belgia. Tapi siapa sangka, hubungan itu berubah menjadi jalur komunikasi penting dalam proses transfer.
Lukaku, yang lebih dulu sukses bersama Napoli, memanfaatkan kedekatan itu untuk membujuk De Bruyne agar bergabung. Ia mengaku sering berbicara tentang keunggulan Napoli—dari atmosfer stadion hingga semangat para penggemar.
Dialog Rahasia Antar Sahabat
Dalam beberapa wawancara, Lukaku sempat membocorkan bahwa ia melakukan panggilan pribadi dengan De Bruyne untuk meyakinkannya. Ia menyebut Napoli sebagai tempat yang ideal bagi pemain yang ingin mengejar tantangan baru.
“Saya bilang padanya: jika ingin bermain dengan gairah dan cinta fans sejati, datanglah ke Napoli,” kata Lukaku.
Interaksi ini menjadi pemicu besar dalam pengambilan keputusan De Bruyne, yang akhirnya resmi menandatangani kontrak panjang dengan klub asal Italia itu.
Pengaruh Lukaku di Napoli
Kepopuleran Lukaku di Napoli bukan hanya karena gol-golnya, tetapi juga karena perannya sebagai pemimpin informal. Klub tampaknya percaya bahwa mendekati De Bruyne melalui Lukaku adalah langkah strategis.
Kini, setelah De Bruyne resmi bergabung, publik Napoli menaruh harapan tinggi pada duet Belgia ini. Para fans membayangkan kombinasi magis antara kreativitas De Bruyne dan ketajaman Lukaku bisa membawa klub ke puncak Eropa.
Serie A: Gairah, Tekanan, dan Kesempatan Baru
Lukaku tak hanya menggambarkan Napoli dengan pujian, tapi juga memberi gambaran realistis tentang tekanan di Serie A. Ia mengingatkan bahwa sepak bola Italia sangat emosional. Jika menang, pemain bisa dielu-elukan. Tapi bila gagal, tekanan bisa datang dari berbagai arah, bahkan saat latihan.
Namun, justru tekanan seperti itulah yang diyakini Lukaku mampu memacu De Bruyne untuk tampil lebih garang. “Napoli bukan untuk pemain biasa. Tapi Kevin bukan pemain biasa juga,” tambah Lukaku.
Penutup: Ketika Sahabat Jadi Pintu Transfer
Kisah Lukaku bantu De Bruyne bukan hanya tentang sepak bola, tetapi juga tentang kekuatan hubungan personal. Di balik megatransfer ini, ada sentuhan manusiawi: ajakan sahabat, dukungan, dan keyakinan bahwa tantangan baru bisa memberi arti baru dalam karier.
Kini, tinggal menunggu waktu untuk melihat bagaimana duet Belgia ini akan mengukir sejarah baru di bawah langit Naples.
