Home / Timnas Malaysia / Kontroversi Naturalisasi Facundo Garces Menuai Polemik: Timnas Malaysia Terancam Sanksi FIFA Semacam Timor Leste?

Kontroversi Naturalisasi Facundo Garces Menuai Polemik: Timnas Malaysia Terancam Sanksi FIFA Semacam Timor Leste?

Kontroversi Naturalisasi Facundo Garces

Kontroversi Naturalisasi Facundo Garces menjadi topik panas di kalangan pecinta sepak bola Asia Tenggara. Facundo Garces, bek tengah asal Argentina yang saat ini bermain di Deportivo Alaves, La Liga Spanyol, telah mengikuti latihan bersama Timnas Malaysia dan dikabarkan resmi menjadi Warga Negara Malaysia. Namun, proses naturalisasi ini menimbulkan tanda tanya besar: apakah semuanya berjalan sesuai aturan?

Langkah Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) ini dinilai ambisius, namun publik mulai mempertanyakan legalitasnya. Tanpa bukti kuat mengenai keterkaitan Garces dengan Malaysia, muncul kekhawatiran bahwa Malaysia mungkin mengulang kesalahan fatal yang pernah dilakukan oleh Timor Leste pada 2017.

Baca Berita Lainnya
Portal Berita Bola
Estevao Willian di Chelsea: Kapan Ia Akan Debut?


Asal-Usul yang Masih Dipertanyakan

Salah satu faktor pemicu kontroversi naturalisasi Facundo Garces adalah tidak adanya informasi yang jelas tentang latar belakang keluarganya yang berhubungan dengan Malaysia. Hingga kini, tidak ada pernyataan resmi dari FAM ataupun sang pemain yang menunjukkan secara konkret bahwa Garces memiliki darah Malaysia.

Padahal, untuk bisa membela suatu negara di kancah internasional, FIFA menetapkan aturan yang cukup ketat. Seorang pemain hanya dapat membela negara baru melalui dua jalur: jalur keturunan atau jalur residensi.


Regulasi FIFA: Jelas Tapi Sering Diabaikan

Menurut regulasi FIFA, seorang pemain yang tidak lahir di negara yang ingin dibelanya harus memenuhi salah satu dari dua syarat:

  • Residensi: Pemain harus tinggal secara legal di negara tersebut selama lima tahun berturut-turut setelah berusia 18 tahun.

  • Keturunan: Pemain harus memiliki ayah, ibu, kakek, atau nenek yang lahir di negara tersebut.

Dalam konteks kontroversi naturalisasi Facundo Garces, jalur residensi otomatis gugur. Ia belum pernah bermain di Liga Malaysia, dan tidak pernah tinggal di Malaysia selama waktu yang disyaratkan. Satu-satunya harapan adalah adanya hubungan darah melalui nenek atau kakek, namun sampai sekarang, klaim tersebut belum diperkuat oleh bukti resmi.


Timor Leste 2017: Cermin yang Harus Diperhatikan

Publik sepak bola tentu masih ingat kasus Timor Leste pada 2017, ketika sembilan pemain naturalisasi dinyatakan tidak sah oleh FIFA karena tidak memenuhi syarat. Akibatnya, Timor Leste didiskualifikasi dari sejumlah kompetisi besar dan citra federasinya tercoreng di mata dunia.

Jika Malaysia tidak berhati-hati, kontroversi naturalisasi Facundo Garces bisa membawa dampak yang sama. Bukan hanya kehilangan kepercayaan publik, tapi juga terancam sanksi dari FIFA dan AFC.


Klaim Garis Keturunan dari Nenek: Belum Terbukti

Jurnalis Malaysia, T. Avineshwaran, mengklaim bahwa Garces memiliki nenek berdarah Malaysia, yang menjadi dasar pemberian kewarganegaraan. Hal ini sejalan dengan pola naturalisasi sebelumnya, seperti yang terjadi pada Gabriel Palmero. Namun, tanpa dokumen resmi, klaim ini belum bisa membungkam keraguan publik.

Jika FAM memiliki bukti kuat, seharusnya mereka segera mempublikasikannya untuk mencegah rumor dan polemik yang berlarut-larut. Keterbukaan adalah kunci untuk menyelamatkan reputasi sepak bola nasional.


Penutup: Transparansi adalah Harga Mati

Naturalisasi bukan sekadar proses administratif. Ia menyangkut prinsip keadilan, sportivitas, dan identitas nasional. Kontroversi naturalisasi Facundo Garces bisa menjadi batu sandungan besar bagi Malaysia jika tidak ditangani dengan transparan dan sesuai aturan.

FAM perlu belajar dari kesalahan masa lalu negara lain dan tidak terburu-buru demi ambisi sesaat. Sebab ketika hukum dan etika dilanggar, bukan hanya kompetisi yang dipertaruhkan, tapi juga kepercayaan bangsa.

Tagged:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *