Kepindahan Florian Wirtz ke Liverpool menjadi salah satu transfer paling mencuri perhatian di bursa musim panas ini. Gelandang muda asal Jerman itu resmi bergabung dari Bayer Leverkusen dengan nilai transfer mencapai £116 juta, menjadikannya salah satu rekrutan termahal The Reds sepanjang sejarah. Namun, fakta yang menarik dan tak banyak diketahui adalah soal pendapatan Wirtz di Liverpool, yang ternyata tidak semewah yang selama ini ramai diberitakan.
Berita Bola ong39 yanga lain :
Diego Leon, Bintang Muda Baru MU: Main Jadi Bek Kiri tetapi Mirip Wayne Rooney, Kok Dapat Sih?
Pendapatan Wirtz di Liverpool: Realistis, Tapi Tetap Menarik
Banyak media menyebut bahwa Wirtz akan menjadi salah satu pemain dengan bayaran tertinggi di Premier League. Namun kenyataannya, ia menerima gaji sekitar £245.000 per minggu, atau setara dengan £12,7 juta per tahun. Jumlah ini memang besar, namun tidak mendekati angka fantastis seperti yang sempat dirumorkan—yakni mencapai £350.000–£400.000 per minggu.
Pendapatan Wirtz di Liverpool bahkan masih di bawah Mohamed Salah dan Virgil van Dijk. Salah sendiri diketahui mengantongi £400.000 per minggu, sedangkan Van Dijk menerima sekitar £20,8 juta per tahun.
Struktur Kontrak: Kombinasi Gaji Tetap dan Bonus
Gaji pokok Wirtz sebenarnya “hanya” sekitar £10,2 juta per tahun. Sisanya berasal dari bonus performa, yang mencakup:
-
Jumlah gol dan assist
-
Penampilan dalam jumlah pertandingan tertentu
-
Pencapaian tim di kompetisi domestik dan Eropa
Dengan struktur semacam ini, Liverpool tetap bisa menjaga keseimbangan gaji di dalam skuad. Klub tidak ingin menciptakan kesenjangan besar antar pemain, terutama di ruang ganti.
Kebijakan Gaji Liverpool: Tak Mau Terjebak Ego
Keputusan Liverpool untuk tidak memberi gaji kelewat besar kepada Wirtz merupakan bagian dari strategi baru di bawah direktur olahraga yang baru. Mereka belajar dari klub-klub lain yang mengalami masalah internal akibat ketimpangan gaji.
Pendapatan Wirtz di Liverpool mencerminkan filosofi klub yang mengutamakan stabilitas jangka panjang ketimbang sensasi sesaat. Gaji tinggi memang bisa memikat, tapi terlalu besar risikonya bagi keharmonisan tim.
Reuni dengan Frimpong dan Proyek Jangka Panjang
Menariknya, Wirtz tidak datang sendirian. Ia akan kembali bermain bersama mantan rekan setimnya di Leverkusen, Jeremie Frimpong, yang lebih dulu merapat ke Anfield. Duet ini diharapkan bisa membawa kreativitas dan dinamika baru di lini tengah dan sisi sayap Liverpool.
Proyek pelatih baru Liverpool juga difokuskan pada pemain muda berbakat. Nama-nama seperti Harvey Elliott, Curtis Jones, dan Stefan Bajcetic sudah menunjukkan progres positif. Kehadiran Wirtz akan menambah kekuatan generasi baru The Reds.
Kesimpulan: Gaji Bukan Segalanya
Meski sempat dirumorkan akan menerima gaji selangit, pendapatan Wirtz di Liverpool pada akhirnya masih dalam batas rasional. Angka ini bukan hanya adil bagi klub, tapi juga memberi pesan kuat bahwa Liverpool tetap mementingkan keseimbangan tim.
Wirtz kini punya panggung besar untuk bersinar. Dengan usia yang masih 22 tahun dan pengalaman luar biasa di Bundesliga, ia memiliki semua modal untuk menjadi motor permainan Liverpool di masa depan—dengan atau tanpa gaji tertinggi.