Gelombang Tekanan Internasional terhadap Israel
ONG39 – Gelombang diplomasi kembali mengguncang kawasan Timur Tengah. Sebanyak 21 negara, termasuk kekuatan besar Eropa, menolak secara terbuka langkah Israel yang mengumumkan pembangunan permukiman baru di wilayah Tepi Barat. Langkah tersebut memicu keprihatinan luas karena mengancam proses perdamaian yang rapuh serta memperburuk ketegangan dengan Palestina.
Negara-negara penandatangan seruan itu menilai keputusan Israel bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan strategi politik yang berpotensi memutus harapan solusi dua negara.
Permukiman Baru Picu Kekhawatiran Global
Pemerintah Israel mengumumkan rencana pembangunan ribuan unit rumah di area strategis yang dikenal dengan nama E1, terletak di antara Yerusalem dan pemukiman besar Maale Adumim. Rencana ini langsung memicu kecaman keras karena jalur tersebut menghubungkan komunitas Palestina.
Bila proyek E1 terealisasi, jalur utama Palestina menuju Yerusalem Timur bisa terputus. Kondisi itu diperkirakan memicu gelombang protes baru sekaligus memperlebar jurang konflik antara kedua belah pihak.
Seruan Tegas 21 Negara
Dalam pernyataan bersama, para menteri luar negeri dari 21 negara, termasuk Inggris, Prancis, Jepang, Kanada, hingga Australia, menegaskan penolakan mereka secara langsung. Mereka menyebut kebijakan Israel melanggar hukum internasional dan merusak peluang perdamaian jangka panjang.
“Keputusan ini tidak membawa manfaat bagi rakyat Israel. Justru sebaliknya, langkah tersebut bisa memicu ketidakstabilan, memperbesar risiko kekerasan, dan menjauhkan kawasan dari perdamaian,” tegas pernyataan resmi itu.
Palestina dan PBB Angkat Suara
Otoritas Palestina mengecam keputusan Israel dan menuduh proyek E1 sebagai langkah provokatif yang mengabaikan aspirasi rakyat Palestina. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menegaskan bahwa pembangunan permukiman di wilayah pendudukan bertentangan dengan hukum internasional.
Pemerintah Inggris bahkan memanggil Duta Besar Israel untuk menyampaikan nota protes resmi. Langkah ini memperlihatkan betapa seriusnya isu tersebut dalam percaturan diplomasi global.
Masa Depan Solusi Dua Negara Dipertaruhkan
Banyak analis menilai, jika Israel melanjutkan rencana E1, maka konsep solusi dua negara akan semakin sulit terwujud. Proyek permukiman ini tidak hanya merusak peta wilayah, tetapi juga memperburuk kepercayaan antar pihak yang selama ini sudah rapuh.
Masyarakat internasional kini menunggu sikap Israel. Apakah pemerintah di Tel Aviv akan mengabaikan tekanan dunia, atau justru membuka ruang dialog baru demi menjaga stabilitas kawasan?
0 Komentar