WASHINGTON DC, ONG39 – Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat dunia gempar. Melalui unggahan di Truth Social, ia menegaskan bahwa Trump ikhlaskan Crimea menjadi kenyataan yang harus diterima Ukraina. Ucapan itu muncul hanya sehari sebelum ia bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih.

Trump bicara tegas. Menurutnya, Ukraina tidak akan pernah merebut kembali Crimea yang sudah dikuasai Rusia sejak 2014. Ia juga menegaskan bahwa Ukraina tidak akan masuk NATO. Dengan pernyataan keras ini, Trump mengirim sinyal jelas kepada Zelensky.

Trump Ikhlaskan Crimea: Sinyal Keras ke Ukraina

Ucapan Trump ikhlaskan Crimea muncul bukan tanpa alasan. Ia menyebut Zelensky bisa menghentikan perang kapan saja bila berani menerima kondisi itu. Trump menilai kompromi lebih realistis dibanding melanjutkan perang tanpa akhir.

Kalimat Trump langsung menarik perhatian banyak pihak. Para analis menilai ia berusaha menekan Zelensky agar siap menurunkan tuntutan.

Pertemuan Trump dan Putin di Alaska

Beberapa hari sebelumnya, Trump bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. Pertemuan tiga jam itu membahas gencatan senjata dan peluang perdamaian. Meski tanpa hasil konkret, momen itu menunjukkan arah politik luar negeri Trump.

Ukraina merasa khawatir karena tidak ikut dalam pembicaraan. Banyak pengamat menyebut hal ini sebagai tanda bahwa Trump lebih dekat dengan Rusia dibanding dengan sekutu Eropa.

Gedung Putih Jadi Sorotan Dunia

Hari Senin (18/8/2025), Gedung Putih menjadi pusat perhatian global. Trump akan menjamu Zelensky bersama para pemimpin Eropa, termasuk Emmanuel Macron, Giorgia Meloni, Keir Starmer, Friedrich Merz, dan Ursula von der Leyen.

Trump menyebut momen ini sebagai “hari besar” karena banyak pemimpin hadir bersamaan. Namun, para diplomat Eropa mengaku khawatir Zelensky akan ditekan untuk menerima kompromi yang merugikan.

Reaksi dari Washington dan Eropa

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menepis rumor bahwa Trump akan mengintimidasi Zelensky. Ia menyebut isu itu hanya “narasi media bodoh”. Namun, ucapan Trump ikhlaskan Crimea tetap menimbulkan keresahan di Eropa.

Beberapa pengamat menilai sikap Trump bisa mengubah arah perang Ukraina. Jika Ukraina menyerahkan Crimea, Rusia berpotensi semakin berani memperluas agresinya.

Ukraina di Persimpangan

Zelensky kini berada di persimpangan jalan. Ia harus menjaga hubungan dengan sekutu Barat, tetapi juga tidak bisa begitu saja menyerahkan Crimea. Rakyat Ukraina jelas tidak ingin kehilangan wilayah yang dianggap bagian sah dari negaranya.

Rusia sampai sekarang masih menguasai hampir seperlima wilayah Ukraina. Perang yang meletus sejak Februari 2022 terus memakan korban tanpa tanda-tanda akan selesai.

Penutup: Masa Depan Crimea

Pernyataan Trump ikhlaskan Crimea membuat pertemuan dengan Zelensky semakin panas. Apakah Ukraina akan menolak keras atau justru mencari kompromi? Jawaban dari Gedung Putih bisa menentukan arah masa depan Eropa dan keamanan global.


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *